Kamis, 6 Mei 2010 | 15:40 WIB
SLEMAN, KOMPAS - Setahun terakhir, industri rumah tangga di Sleman yang membuat susu kedelai bubuk bermunculan. Permintaan pasar terus meningkat meskipun banyak susu kedelai bubuk buatan pabrik.
Suroto, pemilik CV Prodisco, produsen susu kedelai merek "Soya Fit Day" misalnya, membuka usaha setahun lalu. Dalam seminggu ia membuat 50 kilogram bubuk susu kedelai yang dikemas dalam kardus karton.
Tak hanya di DIY, pemasarannya merambah ke beberapa supermarket di Jakarta. Bahkan, 70 persen produknya dijual ke luar DIY. "Walau ada susu kedelai pabrikan, buatan industri rumah tangga tetap bersaing," katanya, Rabu (5/5).
Industri rumah tangga menangkap peluang konsumsi susu bubuk kemasan buatan pabrik atau yang dijual lewat sistem multilevel marketing (MLM).
Seperti Suroto, berbekal pengalaman bekerja di bagian riset perusahaan susu, ia memberanikan diri berwirausaha. Sementara, Hanum Rachmawati, warga Minomartani, yang membuat susu kedelai bubuk "Java Bean" menekuninya enam bulan lalu.
Dalam seminggu Hanum membuat 20 kg susu kedelai bubuk yang dikemas kardus ukuran 200 gram. Sementara ini, wilayah pemasarannya sebatas DIY. "Produksi kami selalu habis. Minuman susu kedelai memang makin dicari. Rasanya enak dan kandungan nutrisinya ada," paparnya.
Ratno (44), salah satu karyawan swasta yang tinggal di Condongcatur, Sleman, mengatakan, sudah dua tahun menempatkan susu kedelai sebagai minuman penting dalam daftar menu hariannya. Sebelumnya, ia menggemari susu sapi bubuk.
"Sepertinya lebih cocok susu kedelai bubuk. Rasa lebih enak. Istri saya awalnya tak mau susu sapi karena amis, sekarang suka susu kedelai," kata Ratno (PRA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar